Menyatakan Keinginan Bentuk ~tai, ~tagatte iru

liaht juga di
www.bahasa-jepang.com


Untuk menyatakan keinginan berupa kata kerja, dalam bahasa Jepang menggunakan pola:

(stem Verba bentuk ~masu) ~ tai. untuk menyatakan keinginan orang pertama atau orang kedua, atau ~ tagatte imasu, untuk menyatakan keinginan orang ketiga.

Contoh:

1. ジュースを飲みたいです。

juusu o nomitai desu.

Saya ingin minum jus.

2. かれはバリに行きたがっています。

Kare wa Bari ni ikitagatte imasu.

Dia (lk) ingin pergi ke Bali.



Partikel を (o) sebagai penunjuk OBJEK pada kalimat (1) di atas dapat diganti dengan partikel が (ga), menjadi,

ジュースが飲みたいです。

Juusu ga nomitai desu. sama halnya dengan kalimat yang menggunakan ~tagatte imasu, misalnya:

お父さんは新しい車が買いたがっています。

Otousan wa atarashii kuruma ga kaitagatte imasu.

Ayah ingin membeli mobil baru.

Jika keinginan itu berupa keinginan terhadap suatu benda, maka polanya menggunakan:

NOMINA ga hoshii / hoshigatte imasu.

1. 新しい車がほうしいです。

Atarashii kuruma ga hoshii desu.

Saya ingin mobil baru.

2.あなたがほしいです。

Anata ga hoshii desu.

Aku menginginkanmu.

3. あの赤ちゃんはミルクがほしがっています。

Ano akachan wa miruku ga hoshigatte imasu.

Bayi itu ingin susu.


situs belajar online, game, quiz, otodidak. www.bahasa-jepang.com

Istilah Linguistik Bahasa Jepang

Kajian Ilmu Linguistik Bahasa Jepang E-mail

Objek Kanjian Ilmu Linguistik Jepang

Sintaksis (統語論) tougoron

Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari struktur kalimat dan unsur-unsur pembentuk kalimat, mencakup fungsi kategori, dan peran sintaksis, alat yang digunakan dalam membangun struktur kalimat, satuan sintaksis berupa frase, klausa, kalimat, dan wacana, serta aspek-aspek lain yang berkaitan dengan sintaksis seperti modus, aspek, modalitas dll.



Semantik (意味論) imiron

Semantik adalah ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna. Menurut sejarahnya, kajian tentang makna terlahir dari pemahaman makna dari ilmu bahasa dan filsafat. Dari segi ilmu bahasa, makna diambil dari makna bebas dalam sebuah kata yang membentuk kalimat, bukan makna ideal seperti dalam ilmu filsafat. Jenis makna dapat dibedakan menjadi beberapa istilah di antaranya;

Makna leksikal yaitu makna yang sebenarnya meski tanpa konteks apa pun. Misalnya, buku memiliki makna yang mengkait pada suatu benda sejenis alat tulis yang berbahan kertas.

Makna gramatikal yaitu makna leksikal yang telah mendapat imbuhan atau tambahan kata tertentu sehingga membentuk fungsi dan makna lain karena ada proses gramatikal. Misalnya, buku tulis mengandung makna buku yang digunakan untuk menulis, yang membedakan dengan buku bacaan, buku pelajaran dll.

Makna kontekstual yaitu makna yang muncul sesuai konteksnya. Misalnya, 'Di kepala ayah ada uban.' akan berbeda dengan kalimat ' Ayah adalah kepala rumah tangga kami'. Kata 'kepala' pada kalimat tersebut memilki makna yang berbeda sesuai konteksnya.

Makna referensial dan non referensial yaitu makna yang muncul karena ada acuan bendanya atau tidak ada acuannya dalam dunia nyata. Misalnya, kata merah muncul karena ada sebuah warna yang menunjukkan kata tersebut, kata kuda muncul karena memang dalam dunia nyata ada binatang yang seperti itu. Sedangkan yang termasuk makna nonreferensial adalah seperti kata dan, dengan, karena, dll, kata jenis ini tidak ada dalam dunia nyata namun memiliki fungsi tertentu dalam kalimat, yaitu sebagi kata penghubung, penyerta atau untuk menggambarkan sebab akibat.

Makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif yaitu makna asal, makna asli apa adanya, makna ini sama dengan makna leksikal, sedangkan makna konotatif ialah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif. Misalnya kata babi secara denotatif mengandung makna binatang peliharaan, tapi secara konotatif bisa bermakna yang mengandung hinaan, atau umpatan.

Makna asosiatif yaitu makna sebuah kata yang memiliki hubungan makna dengan sesuatu di luar kata tersebut. Misalnya kata putih, mengandung asosiasi 'suci', kata merah mengandung asosiasi 'berani'.



Pragmatik (語用論) goyouron

Pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk panggunaan bahasa dan maknanya setelah bahasa tersebut dikomunikasikan menjadi tuturan. Objek kajiannya antara lain, meneliti tentang makna dan hubungan pemahaman sebuah tuturan, adakah hubungan makna dalam sebuah turturan antara pembicara dan mitrawicara, dan berbagai hal yang berkaitan dengan makna, penggunaan dan tujuan tuturan tersebut.

Morfologi (形態論) keitairon

Morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari, mengkaji bagian atau unsur terkecil dari sebuah kata yang memiliki makna atau fungsi tertentu, sering diistilahkan sebagai morfem (形態素 keitaiso). Dalam tata bahasa tradisional tidak dikenal istilah morfologi, istilah ini dicetuskan oleh kaum strukturalis mulai abad kedua puluh.



Fonologi (音韻論) oninron

Ilmu bahasa yang mempelajari, meneliti dan menganalisis unsur dan pembentukan bunyi bahasa. Dalam kategori istilah ini terdapat dua objek kajian yaitu, fonetik (音声学 onseigaku) yaitu bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut memiliki fungsi pembeda makna atau tidak. Selain itu ada istilah fonemik (音素学 onsogaku) yaitu bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa yang dapat membedakan makna kata. Pada tahap berikutnya, bunyi bahasa dapat disegmentasikan menjadi kesatuan-kesatuan runtutan bunyi yang disebut silabel (音節 onsetsu).
Lihat juga di bahasa-jepang.com