SEJARAH JEPANG

Sejarah klasik dan feodalisme
Pada jaman es, kepulauan Jepang awalnya menyatu dengan benua Asia. Diperkirakan bangsa-bangsa ras Mongol pada saat itu bermigrasi ke daerah tersebut. Kemudian pada saat terjadi gletser daratan yang kini menjadi laut Jepang menurun dan membentuk laut hingga terbentuklah pulau Jepang sekarang.
Orang Jepang hidup pada saat itu dengan alat-alat dari pepohonan dan bebatuan. Jaman primitif dapat dikategorikan kedalam tiga jaman yaitu;
Jaman jōmon, (8000-300 sebelum masehi), merupakan jaman batu tua dan dihuni oleh ras yang pertama kali menghuni Jepang, dikenal sebagai suku Ainu. Orang-orang peradaban Jōmon hidup dengan cara berburu, memancing, tinggal di goa-goa atau lubang, masih nomaden dan belum membentuk stratifikasi sosial namun sudah berkelompok.
Jaman yayoi, 300 sebelum Masehi sampai 300 setelah Masehi. Pada jaman ini masyarakat Jepang sudah mulai hidup menetap untuk beberapa lama, namun belum membentuk sistem kepemimpinan, peralatan hidup sudah mengenal besi selain batu, model-model pertanian sudah mulai ada meskipun belum begitu jelas dengan bukti-bukti adanya lahan bekas bercocok tanam. Pada jaman ini pula masyarakat sudah mengenal variasi penyembahan-penyembahan.
Jaman kofun, (300-710), Pada jaman ini mulai dikenal sistem hidup menetap, dengan ditandai adanya hasil-hasil pertanian yang dikumpulkan dan saluran-saluran irigasi, bahkan budaya Cina sudah mulai masuk pada akhir Jaman ini. Oleh karena itu berarti masyarakan pada saat itu sudah mengenal cara berinteraksi dengan orang luar. Pada jaman ini, masyarakat sudah mampu membentuk kubur-kubur batu yang dilingkungi semacam parit, sehingga kubur batu tersebut mirip sebuah istana yang disebut sebagai zenpō kōen fun. Menurut para sejarawan, di sinilah cikal bakal bangsa Jepang berada, yaitu bangsa Yamato, selain keturunan Yamato ada juga yang mengatakan bahwa suku asli di Jepang adalah suku bangsa Ainu. Pendapat ini bisa jadi sama saja mengingat Yamato pada awalnya adalah nama tempat yang sekarang dikenal sebagai kota Nara. Jadi ada kemungkinan kalau daerah Yamato ini didiami oleh bangsa Ainu, maka ini berarti bangsa Ainu sama dengan bangsa Yamato.
Perkembangan masyarakat semakin meluas hingga membentuk kelompok-kelompok yang memiliki pemimpin. Di antara pemimpin yang paling terkenal dan mampu menyatukan bangsa Yamato adalah Pangeran Shotoku Taishi, maka sejak abad ketujuh itulah bangsa Jepang mulai mengenal sistem kepemimpinan kaisar. Kekuasaan kaisar dipusatkan di Kota Nara yang sebelumnya sebagai kota Yamato, dan sejak itulah dimulainya babak baru jaman Nara.
Jaman Nara (710-857). Pada masa ini ibu kota pemerintahan berada di kota Nara. Pangeran Shotoku Taishi menjalin kerja sama diplomatik dengan Cina dan membiarkan pelajar dan para pendeta untuk belejar ke Cina. Untuk membangun negara Jepang sebagai negara yang terpusat, kemudian ia membentuk suatu konstitusi yang disebut Taihō Ritsuryō yaitu suatu sistem yang ditujukan bagi setiap orang agar dapat dipromosikan berdasarkan kemampuan dan usahanya tanpa memandang wewenang atau jabatannya.
Memasuki abad kedelapan setelah Pangeran Shotoku meninggal dunia, pengaruh istana mulai goyah. Pada saat itu muncul seorang bangsawan yang sangat berpengaruh dan mulai menggoyah kekuasaan istana, ia bernama Fujiwara yang kemudian membawa Jepang ke arah babak jaman berikutnya.
Jaman Heian (858-1158), Pada Jaman ini masa ketenangan berlangsung cukup lama. Kekaisaran pada masa pengaruh kekuasaan keluarga Fujiwara lebih mempererat hubungannya dengan Cina, di antaranya membangun berbagai kuil sebagai sarana ibadah dan mengasimilasi budaya baca tulis seperti huruf kanji, sementara itu, dalam masyarakat bermunculan pula kelas-kelas pejuang, dan klan-klan penguasa tanah. Di antara keluarga Fujiwara yang paling gemilang dalam membawa bangsa Jepang ke arah yang makmur adalah Fujiwara Michinaga.
Jaman Kamakura (1185-1333), Mulai memasuki abad baru ke arah sistem feodalisme Jepang, pemerintahan dipusatkan di Kamakura. Dengan bermunculannya tuan tanah (daimyo), maka kelas pejuang (samurai) pun semakin dibutuhkan untuk dibayar menjaga tanah kekuasaan. Pada saat inilah muncul seorang samurai yang paling besar dan paling berpengaruh bernama Minamoto no Yoritomo. Ia berhasil bergabung dengan kekuasaan Kaisar dan lambat laun kekaisaran dikuasainya, secara tidak langsung pemerintahan dijalankan dengan sistem militer yang penuh kegemilangan.
Pada jaman ini telah terjadi peperangan dalam negeri yang dikenal sebagai perang Dan no Ura. Yoritomo dinobatkan sebagai Shogun yang paling berpengaruh pada masa itu, di antara kebijakannya yang paling kontropersial adalah menerapkan politik isolasi dari negara luar. Pada saat itu militer yang dipimpin seorang Shogun selalu bepindah-pindah dan hidup dalam tenda, sehingga mau tak mau komando pemerintahan pun dijalankan dari tenda ke tenda. Maka dikenallah sistem pemerintahan Bakufu, yaitu sistem pemerintahan yang dikendalikan dari tenda. Setelah meninggalnya Yoritomo, pemerintahan militer dilanjutkan oleh keluarga Hojo, dan pada masa kekuasaan keluarga inilah telah terjadi perang besar-besaran dengan bangsa Mongol yaitu pada tahun 1274 dan tahun 1281, pasukan Mongol yang ingin berinvasi ke wilayah Jepang tidak mampu memasuki wilayah Kyuushuu karena pasukkannya ditenggelamkan oleh angin Taipun berkali-kali, orang Jepang mengenalnya sebagai Kamikaze (angin kiriman Dewa).
Jaman Muromachi (1333-1573), pada masa ini kekuasaan Shogun menjadi goyah, setelah menghabiskan begitu banyak biaya dan nyawa untuk kebutuhan perang dengan bangsa Mongol. Banyak para samurai yang merasa tidak puas karena tidak ada penghargaan yang berarti dari Keshogunan, sehingga mereka mempengaruhi kalangan istana yang pada akhirnya kekuasaan kembali ke tangan Kaisar.
Jaman Edo (1600-1867), Pada masa ini telah terjadi berbagai perpecahan dan perang saudara. Kekuasaan Bakufu semakin melemah apa lagi Jepang dipaksa oleh Komondor Matthew C. Ferry untuk membuka politik isolasinya pada tahun 1853. Dan pada masa ini pula muncullah para intelektual yang ingin mempersatukan Jepang dari kehancuran perang saudara. Mereka adalah Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi, dan Tokugawa Ieyasu. Ketiga orang inilah yang mampu mengubah bangsa Jepang lepas dari kekuasaan feodalisme dan mulai memasuki babak baru dengan lahirnya Restorasi Meiji pada tahun 1868.
Jaman Meiji (1868), Pada masa ini bangsa Jepang mulai terlepas dari kekuasaan Shogun, pemerintahan sepenuhnya dikembalikan kepada Tenno, yang pada masa-masa sebelumnya hanya sebagai simbol kekuasaan karena dibawah bayang-bayang pemerintahan Bakufu. Ini berarti berakhirlah kekuasaan Shogun Tokugawa yang telah menguasai Jepang selama hampir 700 tahun lamanya sejak pendirian kekuasaan militer di Kamakura. Pada jaman Meiji, pemerintahan dikendalikan sepenuhnya oleh Tenno yang kemudian untuk mengatur sistem pemerintahan dibentuklah suatu konstitusi yang disebut sebagai Konstitusi Meiji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar