Kata Tunjuk dalam Bahasa Jepang + Video tutorial

KATA TUNJUK

KORE-SORE-ARE

Dalam bahasa Jepang, kata untuk menunjukkan benda ada tiga cara, yaitu.

kore (ini) untuk menunjukkan benda yang dekat dengan pembicara.

sore (itu) untuk menunjukkan benda yang jauh dari si pembicara tapi dekat dengan lawan bicara.

are (itu) untuk menunjukkan benda yang jauh dari si pembicara dan lawan bicara.

Contoh:

  1. Kore wa kaban desu. (ini tas)

  2. Sore wa shinbun desu ka. (Apakah itu koran ?)

  3. Are wa nan desu ka. (itu apa ?)

KONO-SONO-ANO

Kata kono, sono, ano artinya sama dengan kore, sore, dan are, hanya berbeda dalam penggunaannya.

Dalam bahasa Jepang bila ingin mengatakan,

Ini buku’ akan berbeda dengan frase ‘ buku ini’.


1. Ini buku = Kore wa hon desu.

2. Buku ini …= Kono hon wa….

Kalimat (1) sebagai sebuah kalimat yang terdiri dari Subjek (kore) dan predikat (hon), sedangkan contoh (2) merupakan frase yang terdiri dari ‘buku’ dan ‘ini sebagai kata tunjuk.

Perhatikan contoh lengkapnya berikut ini,

  1. Kore wa hon desu. (Ini buku)

  2. Kono hon wa watashi no desu. (Buku ini punya saya)


  1. Sore wa kaban desu. (Itu tas).

  2. Sono kaban wa dare no desu ka.

(Tas itu punya siapa?)


  1. Are wa jidōsha desu ka. (Apakah itu mobil).

  2. Ano jidōsha wa Nihon no jidōsa desu ka.

(Apakah mobil itu mobil Jepang).

Oke kita ulas apa itu kata ‘no’ dalam kalimat di atas.

No’ adalah partikel (penanda) untuk menyatakan,


1. ‘No’ berarti kepunyaan. Susunannya terbalik, yaitu di belakang kata gantinya.

Watashi no = punya saya

Anata no = punya kamu

Kanojo no = punya dia (pr)

Sensei no = punya Pak Guru.

Demikian juga susunannya dalam kalimat berikut,

Watashi no hon = buku (punya) saya.

Anata no kaban = tas (punya) kamu.

Kare no enpitsu = pinsil (punya) dia laki-laki.


2. ‘No’ bisa mengandung nuansa makna ‘dari’ atau ‘berasal’ , letaknya di antara kata benda atau kata tempat, tidak bisa diikuti (mengikuti) kata kerja, misalnya datang dari…(ini tidak bisa). Perhatikan contoh berikut,

Unpad no gakusei = (Mahasiswa (dari) Unpad)

Nihon no jidōsha = (mobil (dari) Jepang)

ANDI shuppansha no hon = (buku penerbit ANDI)

*shuppansha (perusahaan penerbitan)

3. ‘No’ mengandung nuansa makna sebagai ‘bagian dari’.

Tsukue no ashi = kaki meja.

Kyōshitsu no isu = kursi kelas.

Ie no niwa = halaman rumah

Jidōsha no taiya = ban mobil


Ashi (kaki) bagian dari tsukue (meja).

Isu (kursi) bagian dari kyōshitsu (kelas).

Niwa (halaman) bagian dari ie (rumah).

Taiya (ban) bagian dari jidōsha (mobil).


Jadi kalau kita ingin mengatakan,

Buku ini, tidak bisa hon kore, atau hon kono (kaya bahasa jawa), yang betul adalah kono hon. Dan bukan kore hon.

Perhatikan contoh-contoh berikut ini.

  1. Ano hito wa watashi no sensei desu.

(Orang itu dosen saya)

  1. Sono kaban wa dare no desu ka.

(Tas itu punya siapa)

  1. Kono tokei wa otōsan no desu.

(Jam ini punya ayah)

  1. Sono tegami wa imōto no desu.

(Surat itu punya adik)

  1. Ano keitai denwa wa sensei no desu.

(Handphone itu punya pak guru)


KOKO-SOKO-ASOKO

KOCHIRA, SOCHIRA, ACHIRA

koko : (di) sini kochira: (ke) sini

soko : (di) situ sochira : (ke) situ

asoko: (di) sana achira : (ke) sana


Koko, soko, dan asoko adalah kata tunjuk untuk menunjukkan tempat atau letak sebuah benda, sedangkan kochira, sochira, dan achira, umumnya digunakan untuk menunjukkan selain tempat juga arah. Kochira, sochira, dan achira bisa juga sebagai bentuk kata tunjuk sopan dari koko, soko, dan asoko.

Penggunaan kata tunjuk ini sama dengan kata tunjuk benda kore, sore, dan are pada pelajaran sebelumnya.

Contoh:

  1. A = Hon wa doko desu ka. (Buku di mana ?)

B = Hon wa asoko desu. (Buku di sana)

  1. Watashi no ie wa koko desu. (Rumah saya di sini)

  2. Soko wa toire desu ka. (Apakah di situ toilet ?)

Pada kalimat (1), si B menjawab asoko karena benda yang ditunjukkan jauh dari keduanya, baik si A maupun si B. Kalimat (2) mengilustrasikan bahawa si pembicara yaitu watashi menunjukkan ‘rumah’-nya misalnya, menggunakan peta atau photo. Sedangkan pada kalimat (3) menggambarkan bahwa ‘toilet’ letaknya lebih dekat dengan orang yang diajak bicara, oleh karenanya si pembicara menggunakan kata tunjuk tempat soko.


Sumber bahasa ini berasal dari buku Bahasa Jepang + VCD Tutorial terbitan Kesaint Blanc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar