Ragam Hormat dalam bahasa Jepang

Ragam Hormat bahasa Jepang


Ragam hormat (Sonkeigo-Kensongo)
Bangsa Jepang selalu memperhitungkan status atau keberadaan mitra wicara dalam menjalin hubungan sosial dan komunikasinya. Adanya pengakuan seperti ini menjadikan bahasa Jepang mengenal tingkatan bahasa dalam komunikasi kesehariannya, maka bisa dikatakan bahwa bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang memiliki kerumitan yang berbeda dari bahasa-bahasa lainnya.
Kerumitan-kerumitan tersebut di antaranya adalah banyaknya tingkatan ragam hormat yang terdapat dalam setiap tuturan bergantung antara pelaku tuturan dan kepada siapa tuturan itu ditujukan.
Ragam hormat dan tingkatan bahasa hormat bergantung pada:
  • Pertimbangan status atau kedudukan mitra wicara dalam tataran hubungan sosialnya. Misalnya, percakapan antara seorang murid kepada gurunya, bawahan kepada atasannya, staf hotel kepada tamunya, pramuniaga kepada pelanggannya dll.
  • Eksistensi antara ‘lingkungan dalam’ dan ‘lingkungan luar’. Yang dimaksud dengan ‘lingkungan dalam’ adalah keberadaan orang-orang yang dekat dengan pembicara seperti saudara kandung dan lain-lain, keluarga sendiri yang membedakan dengan keluarga lain, teman satu perusahaan yang membedakan dengan perusahaan lain, sedangkan ‘lingkungan luar’ adalah kebalikan dari ‘lingkungan dalam’ yaitu pengakuan atas ruang lingkup kelompok atau golongan orang lain, keluarga lain, perusahaan lain, dan sebagainya yang membedakan dengan kelompok sendiri.

Ragam hormat dalam bahasa Jepang dapat diberlakukan untuk diri pembicara sendiri (kensongo) atau pun mitra wicara (sonkeigo).
Bahasa yang digunakan untuk pembicara sendiri dan ‘lingkungan dalam’ menggunakan ragam hormat kensongo yaitu ragam hormat dengan cara menghaluskan tuturan atau tindakan sendiri dengan tujuan supaya mengangkat atau menghormati mitra wicara. Sedangkan ragam hormat yang digunakan untuk orang lain atau mitra wicara adalah ragam hormat sonkeigo yaitu ragam hormat dengan cara menghaluskan tuturan atau tindakan mitra wicara dengan tujuan mengangkat atau menghormati mitra wicara.

Biasa kensongo sonkeigo
kimasu (datang) mairimasu irasshaimasu

Perhatikan:
Kata kimasu bila digunakan untuk diri sendiri atau lingkungan pembicara sendiri menjadi mairimasu sedangkan bila digunakan untuk mitra wicara yang dihormati atau orang lain yang dihormati menjadi irasshaimasu.

1.Watashi ga mairimasu.
(Saya datang)
2.Tomodachi ga mairimasu.
(Teman saya datang)
3.Tanaka sensei ga irasshaimasu.
(Pak Tanaka datang)
4.Okyakusama ga irasshaimasu.
(Tamu datang)

Ungkapan- ungkapan penting

ohayō gozaimasu : selamat pagi.
konnichi wa : selamat siang.
konban wa : selamat malam.
oyasuminasai : selamt istirahat.

okyakusama : Tuan (panggilan tamu)
irasshaimase : selamat datang.
nanika itashimashō ka : ada yang bisa saya bantu.
kochira e dōzo : silahkan lewat sini.
arigatō gozaimasu : terima kasih.
shitsurei itashimasu : maaf mengganggu.
hai, kashikomarimashita : ya, sudah mengerti (untuk melakukan sesuatu)
mō ichido onegai itashimasu : tolong sekali lagi.
oki o tsukete irasshaimase : berhati-hatilah dalam perjalanan Anda.
dōzo goyukkuri : silahkan bersantai-santai saja.
otanoshimi ni : bersenang-senanglah.


Referensi lengkap tentang bahasa Hormat dan tata cara berbicara (percakapan praktis) dapat diperoleh di:

Sumber: Percakapan Bahasa Jepang Bisnis, Hotel dan Pariwisata
Penerbit: Media Kita
Penulis: Darjat

2 komentar: